Selasa, 11 Oktober 2022

SOAL EVALUASI PEMBELAJARAN SENI

 Soal evaluasi pembelajaran seni

  1. Uraikan pendapatmu apa yang membuat kurikulum itu berubah dari tahun 1947 sampai saat ini yaitu kurikulum merdeka dan mengapa kurikulum itu harus berubah ubah tidak berkelanjutan?

  2. Uraikan kegiatan anda pada saat di sekolahan untuk observasi dalam belajar mengajar dan manfaat apa yang diperoleh dalam kegiatan tersebut?

  3. Uraikan kedudukan Evaluasi dalam proses pendidikan?

  4. Dalam evluasi pemebelajaran terdapat jenis-jenis evaluasi , apakah ada perbedaan jenis evaluasi berdasarkan dalam setiap perubahan kurikulumya, mengapa demikian uraiakn sesuai dengan pendapatmu

  5. Evaluasi pembelajaran seni menjelaskan jenis evaluasi berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses belajar mengajar. uraikan ke dua hal diatas sesuai dengan pendapatmu

  6. Uraikan pendapat anda mengenai Hakikat evaluasi dalam belajar mengajar

  7. Proses Evaluasi mencakup beberapa tahapan. Uraikan tahapan - tahapan dalam proses Evaluasi

Senin, 10 Oktober 2022

SOAL SENI RUPA DAN KERAJINAN TANGAN

 

Soal Seni Rupa dan Kerajinan Tangan 

  1. Uraikan kegiatan pembelajaran seni dan kerajinan tangan dari awal perkuliahan sampai saat ini dan apa manfaatt apa yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran tersebut?

  2. Apa yang anda pahami tentang seni rupa dan kerajinan tangan untuk anak usia dini

  3. Keterampilan apa yang bisa di lihat dalam pembelajaran seni rupa dan kerajinan tangan anak usia dini

  4. Uraiakan pendapatmu mangapa anak usia dini dikenalkan dengan pembelajaran membatik dan menganyam serta apa manfaatnya bagi anak usia dini

  5. Apakah dengan belajar seni rupa dan kerajinan tangan untuk anak usia dini dapat mengembangkan karakter anak usia dini, uraikan sesuai dengan pendapatmu

  6. Perkembangan belajar  dasar apa yang bisa dilihat melalui pembelajaran seni rupa dan kerajinan tangan untuk anak usia dini dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

  7. Kreativitas apa yang dapat diperoleh anak usia dini dalam  berkarya seni kolase montase, sesuaikan dengan apa pendapatmu

Rabu, 28 September 2022

KE 4 EVALUASI PEMBELAJARAN

EVALUASI PEMBELAJARAN

Hakikat Evaluasi Pembelajaran

  1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran pada dasarnya tidak hanya menilai hasil belajar tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta dalam keseluruhan proses pemebelajaran. Evaluasi pemebelajaran merupakan suatu proses untuk mendapatkan hasil pemebelajaran dan infomasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pemebelajaran yang telah terlksana agar dapat membuat penilaian dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Istilah evalusi pemebelajaran sering disamaartikan dengan ujian conohnya seperti ulangan harian, ujian sekolah, penilaian akhir semester. Meskipun saling berkaitan tetapi belum mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian atau tes yang dilakukan hanyalah salah satu proses yang dapat ditempuh untuk menjalankan proses evaluasi.

Ada hal yang saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi atau terminology yang biasa digunakan dalam evaluasi dan pengukuran, meluputi: tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment), dan evaluasi menurut Mohrens (1984 dalam Asrul dkk, 2015:3)..

  1. Tes

Merupakan istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu membuat dan mengjukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang.

  1. Pengukuran (measurement)

Memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu dengan menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.

  1. Penilaian (assesment)

Digunakan untuk memberikan diagnose terhadap problema seseorang. Dalam pengertian adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perluditekankan disini bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.

  1. Evaluasi

Yaitu proses penggambaran dan peneyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternative. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil evaluasi bisa memeberi keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan kuantitatif maupun kualitatif.

Selain suatu proses untuk melihat kinerja pemebelajaran , evaluasi juga berfungsi sebagai pemebuat keputusan. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan ( Cornbach dan Stufflebeam dalam Arikunto, 2016:3). Sejalan dengan pengertian evaluasi, Arifin (2013:5) mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan. 

  1. Kedudukam Evaluasi dalam Pembelajaran

Kata dasar dari “pembelajaran” adalah “belajar”. Pembelajaran memiliki makna suatu proses yang dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga dapat belajar dengan baik. Sedangkan belajar adalah sutu proses untukmemperoleh pengetahuan, memperbaiki prilaku sikap, serta perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Dalam arti luas pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif anatara pendidik dengan peserta didik, sumber belajar dengan lingkungan  untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tndakan belajar pesrta didik baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri pendidik secara fisik atau tidak untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zainal, 2016:10).

Merujuk pada undang-undang Republik Indonesia nomor 202 tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa “evaluasi dilakukan dalam rangka penegndalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan”. Sehingga kedudukan evaluais pemebelajaran mencakup seluruh komponen pendidikan dan didalamnya terdap tiga komponen yaitu: memeberikan pertimbangan, nilai dan juga arti.

Berdasarkan rumusan  di atas ada bebrapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut yaitu:

  1. Pemebelajaran adalah suatu program. Ciri suatu program adalah sistematik, sistemik, dan terancana.

  2. Setelah pemebelajaran berproses, tentu pendidik perlu mengetahui keefektifan dan efisiensi semua komponen yang ada dalam proses pemebelajaran. Untuk itu pendidimharus melakukan evaluasi pemebelajaran.

  3. Pemebelajaran bersifat interaktif dan komunikatif

  4. Dalam proses pemebelajaran, pendidik hendaknya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik.

  5. Proses pembelajaran yang dimaksud agar pendidik dapat mencapai tujuan pembelajaran dan peseta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik  mencapai tjuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu, maka pendidik perlu melakukan tidakan evaluasi.

  1. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Tujuan dari evaluasi pemebelajaran itu sendiri adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistembelajaran secara luas serta mendapatkan data pembuktian sejauh mana peserta didik dapat mencapai tujuan kurikuler.

Menurut Sudjana (2017:4) tujuan evaluasi dalam pembelajaran adalah sebgai berikut:

  1. Mendeskripsikan kecakapan belajar peserta didik sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

  2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kea rah tujuan pendidikan yang diharapkan.

  3. Menetukan tindak lanjut hasil penilaian yakni, melakaukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya.

  4. Memeberikan pertanggung jawban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 

Selain evaluasi pemebelajaran memiliki tujuan tertentu, pentingnya evaluasi pemebelajaran dapat dilihat dari fungsi atau kegunaan yang dimiliki. Fungsi utama dari evaluasi pemebelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan perkembangan pesrta didik setelah melaksanakan proses pemebelajaran denganjangka waktu yang telah ditentukan. Sehingga evaluasi pemebelajaran dapat difungsikan dalam perbaikan cara belajar peserta didik.

Secara rinci menurut Febriana (2019:11), fungsi evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 

  2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran

  3. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK)

  4. Untuk mengetahui berbagai keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah 

  1. Pinsip, Jenis, dan Syarat Evaluasi Pembelajaran

  1. Prinsip-prinsip evaluasi pemebelajaran

Secara teoritis untuk memeperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, menuerut Arifin (2012:29-30), perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut ini.

  1. Kontinuitas

Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karen pemebelajaran adalah suatu proses yang kontinu. Oleh karena itu hasil evaluasi dilakukan secara kontinu.

  1. Komprehensif 

Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, mengambil seluruh objek sebagai bahan evaluasi. Misalnya jika objek evaluasi adalah peserta didik seluruh aspek kepribadian peseta didik harus dievaluasi, baik menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

  1. Adil dan Objektif

Dalam melakukan evaluasi harus berlaku adilntanpa pilih kasih dan dilakukan dengan cara semua pesrta didik harus diperlakukan sama, bertindak secara objektif, atau apadanya sesuai dengan kemampuan pesrta didik; perasaan, keinginan, dan prasangka, yang bersifat negative harus dijauhkan. Evaluasi didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.

  1. Kooperatif

Dalam kegiatan evaluasi hendaknya bekerjasama dengan semua pihak seperti orang tua peserta didik, sesame guru, kepala sekolah, dan pserta didik.

  1. Praktis

Mengandung arti mudah digunakan bagi yang menyususn alat evaluasi ataupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Selain itu harus memerhatikan Bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

  1. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran

Menurut Ratnawulan & Rusdiana (2017:40-42) menyatakan bahwa jenis–jenis evaluasi pembelajaran sebagai berikut;

  1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi

  1. Pre-test dan Post-test 

Kegiatan pre-test dilakukan sebelum penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah selesai penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf pengetahuan peserta didik setelah materi disajikan. 

  1. Evaluasi diagnostic

Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan serta cara belajar peserta didik.

  1. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

  1. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan peserta didik dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

  1. Evaluasi formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir materi.

  1. Evaluasi sumatif

Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademisi atau prestasi belajar pesrta didik pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar peserta didik

  1.  Ujian Nasional (UN)

  1. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran

  1. Evaluasi Konteks

Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur konteks program, baik mengenai rasional tujuan, latar belakang, maupun kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.

  1. Evaluasi Input 

Evaluasi ini diarakan untuk menegtahui input, baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

  1. Evaluasi proses

Evaluasi ini ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kelancaran proses, kesesuaina dengan rencana, factor pendukung maupun factor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan

  1. Evaluasi Hasil atau Produk

Evaluasi ini diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

  1. Evaluasi outcome atau lulusan

Evaluasi ini diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut yaitu, evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

  1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Lingkup Kegiatan

  1. Evaluasi Program Pemebelajaran

Evaluasi yang mencakup tujuan pemebelajaran, isis program pembelajaran, strategi belajar mengajar, dan aspek program pemebelajaran yang lain.

  1. Evaluasi Proses Pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pemebelajaran dengan garis-garis besar program pemebelajaran yang ditetapkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pemebelajaran , dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

  1. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil belajara mencakup tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan pemebelajaran yang ditetapkan  baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

  1. Syarat Alat Evaluasi Pembelajaran

  1. Syarat Penyusunan Alat Evaluasi

Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa

adalah menyusun alat evaluasi(test instrument) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam

artian tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang diharapkan.

Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi

belajar (The Psychology of learning) meliputi dua macam, yakni: (1). Reliabilitas; (2).

Validitas (Cross, 1974; Barlow, 1985; Butler, 1990).

  1. Syarat dalam Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi

Sedangkan syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan

evaluasi dalam proses pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 194-198), sebagai berikut: 

  1. Kesahihan

Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai

ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi.

  1. Keterandalan

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat

kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.

  1. Kepraktisan

Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada

pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/

memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.

  1. Manfaat Evaluasi Pembelajaran

Manfaat yang diperoleh dari evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Memeperoleh keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru.

  2. Membeuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pemebelajaran.

  3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pemebelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas.

Sedangkan meneurut Ratnawulan & Rudiana (2014:42-43) manfaat evalauasi pemebelajaran yang akan diperoleh dari kegiatan evaluasi penialaian pembelejaran sebagai berikut:

  1. Manfaat Penilaian Bagi Guru

Terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh bagi guru dari hasil evaluasi penilain pembelajaran, antara lain:

  1. Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.

  2. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.

  3. Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.

  4. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan belajar siswa kepada orang tua/wali siswa

  1. Manfaat Penilaian Bagi Siswa

Setelah siswa mengikuti evaluasi dan penilaian hasil belajar, paling tidak siswa akan memperoleh manfaat, antara lain:

  1. Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.

  2. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan belajarnya.

  3. Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang dilaksanakannya sudah tepat atau belum.

  1. Manfaat Penilaian Bagi Sekolah

Dari hasil evaluasi dan penilaian belajar, paling tidak sekolah  akan memperoleh manfaat, antara lain:

  1. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui apakah kondisi belajarmengajar yang dilaksanakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

  2. Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan datang.

  3. Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. 

Daftar Rujukan

Arifin , Zainal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Asrul, Rusydi Ananda, & Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Cipta Pustaka

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Febriana, Rina. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ratnawulan,E & Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia

Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Minggu, 25 September 2022

KE 1 SENI RUPA DAN KERAJINAN TANGAN "KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK TK"

KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK TK

A.     Kemampuan dasar seni rupa anak usia TK

  1. Perkembangan anak usia TK

Dalam hal ini para ahli ilmu jiwa dan pendidikan menyatakan masa perkembangan anak di bawah tujuh tahun ini adalah masa yang sangat penting dalam perkembangan anak. Menurut Montessori yang penting adalah adanya gevoelige periode yaitu saat permulaan perkembangan anak mulai dari lahir hingga umur 3 - 4 tahun yang lebih banyak dipengaruhi oleh "insting" semata-mata. Inilah saat permulaan terbukanya jiwa kanak-kanak untuk menerima pengaruh-pengaruh dari luar melalui panca indranya secara luar biasa.

Mulai umur 3,5 tahun nampaklah permulaan diferensiasi anak, dari sifatnya yang "kompleks" akan menjadi "Tri sakti" yakni pikiran, rasa, dan kemauan. Selain itu anak - anak  juga sangat tertarik pada segala sesuatu yang menimbulkan kesan-kesan estetik seperti gambar-gambar yang berwarna lagu-lagu, suara-suara (nyanyian), tari-tarian dan sebagainya.

Gejala-gejala yang nampak pada diri anak dan dapat dikenali adalah:

  1. Gejala krisis terlihat pada tingkah laku anak yang tidak stabil, sebab Pada masa ini anak sedang dalam masa peralihan dari tidak menyadari dirinya kemudian sadar pada akunya

  2. Gejala egosentris terlihat pada kemauan anak untuk selalu menjadi pusat perhatian. Anak pada masa ini bisa disebut si "raja kecil". anak ini bersifat raja, yaitu segala sesuatu harus tertuju padanya. 

  3. Gejala eksplorasi tampak pada hasrat dan rasa ingin tahu yang besar dalam diri anak untuk menyelidiki segala sesuatu di sekelilingnya. 

  4. Gejala meniru terlihat ketika anak senang sekali menirukan apa yang dilihat atau didengar. Tetapi dalam peniruannya sering tidak sesuai dengan apa yang diterimanya, karena ia menonjolkan kemampuan dan fantasinya sendiri. 

  5. Gejala bermain tampak ketika anak bergerak, berteriak, bernyanyi, dan sebagainya karena hatinya sedang membutuhkan sesuatu untuk pertumbuhan hidupnya. Segala kegiatan anak ingin diwujudkan dalam bentuk permainan.

  6. Gejala masa peka adalah masa setepat-tepatnya untuk mengembangkan suatu fungsi. Perkembangan sesuatu fungsi tak bersamaan dengan fungsi yang lain.

  1. Kemampuan dasar anak usia TK

  1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik anak berhubungan dengan gerak atau motorik halus dan gerak atau motorik kasar. Gerak halus adalah berbagi gerakan yang melibatkan fungsi jari - jemari, seperti meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar. Sedang gerak kasar adalah berbagai gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan sendi-sendinya seperti meloncat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari, dan sebagainya. 

Tahap perubahan dan perkembangan fungsi fisik ini tampak jelas pada saat anak masih dalam usia dini. sekitar 2 - 4 tahun. Pada usia 1 - 2 tahun anak sudah bisa bertepuk tangan walau belum terkontrol dengan baik. Anak sudah dapat meronce biji-bijian atau memasukkan biji-biji buah asem ke dalam lubang-lubang dakon pada usia 3 - 4 tahun. Demikian pula halnya dengan kemampuan melipat, mewarnai, gambar, dengan krayon atau menggunting kertas akan mulai terkendali ketika anak mencapai usia 6 tahun. bahkan koordinasi antara gerak mata dan gerak motorik tersebut telah singkro dan terarah.

Dalam berkarya seni rupa, koordinasi mata dengan pengendalian motorik halus serta motorik kasar menjadi sangat penting dikuasai oleh anak. Proses pendidikan seni rupa sangat memerlukan kemampuan dalam ditunjang dengan sensitivitas sensitifitas / kepekaan indriawi.

Kemampuan dasar gerak dalam seni rupa tampak jelas ketika anak melakukan aktivitas sebagai berikut.

  • Mewarnai gambar dengan krayon, spidol, atau cat, dan mengontrol warna agar menutup bidang gambar secara merata dan rapi.

  • Bermain dan berkreasi dengan cat untuk membuat fingur painting yang dilukis dengan jari-jari tangan dan dibantu dengan gerakan tubuh. anak secara aktif bergerak mengeksplorasi berbagai kemungkinan bentuk yang dapat tercipta melalui gerakannya.

  • Membentuk beragam objek sederhana dengan bahan-bahan lunak seperti tanah liat, adonan tepung atau  plastisin. 

  • Merobek atau menggunting dan merekat kertas warna saat berkreasi membuat gambar mozaik.

  1. Perkembangan persepsi

Kemampuan dasar perseptual dalam seni rupa tampak jelas ketika anda melakukan aktivitas sebagai berikut

  • Memilih bentuk dan ukuran mainan balok warna yang cocok untuk membangun rumah - perumahan atau jembatan.

  • Menata dan memilih aneka biji-bijian yang beda ukuran, bentuk, dan warna untuk membuat kolase .

  • Memilih warna krayon yang cocok ketika mewarnai gambar pohon, langit, matahari, dan sebagainya.

  • Mengenal dan membedakan beragam bentuk seperti bulat, kubus, lingkaran, segitiga, silender. Lalu anak mencontoh membuat bentuk-bentuk tersebut dengan tanah liat, plastisin, atau karton.

  1. Perkembangan emosi

Kemampuan Dasar emosional dalam seni rupa tampak jelas ketika anak melakukan aktivitas sebagai berikut.

  • Meremas melumat tanah liat atau plastisin dengan tekun, sabar, dan dengan gembira.

  • Mencoret-coret kertas gambar dengan warna-warna gelap dan menggambar bentuk-bentuk yang menunjukkan sesuai dengan kondisi emosi dan tendanya yang ada yang sedang tidak stabil dan adaptasi

  • Melukis gambar bunga dan kupu-kupu dengan warna-warna cerah yang indah dan indah sesuai suasana hatinya yang sedang gembira.

  • Membuat finger painting akan mereka jejak-jejak emosi anak. Ekspresi anak terlihat dari besutan atau gerakan tangan di atas kertas, baik itu coretan tak peraturan atau beraturan dengan berbagai variasinya. Anak beraktivitas dengan antusias dan penuh tawa.

  1. Perkembangan sosial

Kemampuan dasar sosial dalam seni rupa tampak jelas ketika anak melakukan aktivitas berikut.

  • Bermain balok-balok warna bersama teman dengan suasana bersahabat dan saling membantu.

  • Mewarnai gambar dalam satu kertas bersama-sama teman dengan suasana gembira, penuh candan dan tidak saling mengganggu.

  • Berbagi cat atau krayon dengan temanny ketika menggambar.

  • Menggambar objek-objek yang bervariasi idenya bersumber dari realitas kehidupan di sekitar anak atau imajinasi / ilustrasi anak.

  1. Perkembangan berpikir

Kemampuan dasar berpikir dalam seni rupa tambah jelas bagi anak merupakan aktivitas berikut.

  • Mengelompokkan jenis balok-balok warna berdasarkan bentuk warna dan ukurannya. 

  • Mengenal nama-nama huruf angka dan benda-benda di sekitar anak melalui tulisan dan gambar.

  • Menyusun balok- balok kayu menjadi bangunan Menara atau jembatan.

  • Menghubungkan suatu konsep sederhana dengan konsep lain, misalnya: tanah berwarna coklat, daun berwarna hijau, air laut berwarna biru, Awan berwarna putih dan seterusnya.

  1. Perkembangan kreativitasl

Kemampuan dasar kreativitas dalam seni rupa tampak jelas ketika anda melakukan aktivitas berikut.

  • Mengenal jenis bantuan dan warna daun yang berbeda yang ada di dalam alam. 

  • Penyusun bentuk balok-balok kayu dengan cara yang tak lazim

  • Gambar beragam objek sesuai daya fantasi khayal anak.

  • Berkreasi dengan bahan-bahan daur ulang menciptakan bentuk objek yang unik.


B.     Karakteristik seni rupa anak TK

  1. Sifat dan ciri perkembangan karya seni rupa anak TK

Secara umum dapat dikatakan bahwa karya seni anak bersifat alamiah ekspresif dan dinamis dikatakan bersifat alamiah karena setiap anak sesungguhnya memiliki bakat alamiah yang berbeda-beda. ada anak yang berbakat dalam olahraga, penari, permainan musik, dan menggambar. semua bakat ini akan berkembang baik jika sejak usia dini anak diberi peluang mengembangkan minat , kepekaan indrawi, kelenturan, dan kekuatan motoriknya sehingga anak kreatif dan terampil dalam berkreasi


Karakteristik ungkapan visual anak usia TK adalah sebagai berikut.

Anak TK usia 3 - 4 tahun:

  • Senang mencoba mengeksplorasi media seni yang berbeda

  • Pengalaman seni dilakukan sebagai kegiatan bermain yang bersifat eksploratif

  • Senang mengulang kegiatan yang sama yang disukainya

  • Mulai memberi nama berbagai simbol yang dibuatnya dan mulai dapat mengontrol simbol - tersebut tersebit

  • Bentuk atau hasil akhir tidak penting baginya

  • Terkadang karya yang dibuatnya dihancurkan saat proses berlangsung

  • Mulai dapat mengenali bentuk-bentuk sederhana

Anak TK usia 4 - 5 tahun:

  • Menciptakan simbol-simbol untuk mengungkapkan perasaan dan idenya

  • Mengungkapkan apa saja yang ia rasakan dan ketahui bukan apa yang dilihatnya.

  • Secara bertahap mulai menciptakan karya yang lebih detail dan realistis.

  • Menciptakan bentuk dan wujud yang bermakna.

  • Mulai bekerja dengan lebih hati hati dan mulai ada persiapan 

  • Jarang menghancurkan karya yang dibuatnya. 

  1. Ragam karakteristik ekspresi seni rupa anak usia TK

  • Karakteristik ekspresi seni rupa anak usia TK sangatlah beragam. Perbedaannya dapat dikenali dari hasil karyanya dengan media seni dua dimensi atau tiga dimensi. Kegiatan seni rupa dengan media dua dimensi yang populer dan lazim dilakukan di TK adalah menggambar. Selain itu juga ada kegiatan mencetak, finger Painting, kolase kertas atau kain dan sebagainya. Sedangkan kegiatan seni rupa tiga dimensi yang sering juga dilakukan adalah membentuk dengan media lunak, menyusun balok balok kayu dan sebagainya.

  • Karakteristik ekspresi seni rupa dengan media gambar. Karakteristik ekspresi seni rupa dengan media dua dimensi akan secara khusus mengkaji ekspresi gambar anak mengingat gambar adalah bentuk ekspresi seni yang umumnya paling awal dikenal oleh anak-anak. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang karakteristik gambar anak maka anda terlebih dahulu perlu mengetahui fungsi gambar bagi anak. Anda perlu mengetahui bagaimana kegiatan menggambar di TK.

  • Fungsi menggambar bagi anak usia TK. Di dalam kegiatan menggambar yang dilakukan anak-anak sering dijumpai suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan. Kegembiraan anak dapat ditandai dengan beberapa ciri yang ditimbulkan oleh keaktifan dan kebebasan untuk bergerak, eksperimen, berlomba, berkomunikasi, dan sebagainya. Dapat kita lihat betapa senangnya anak-anak menggambar, mereka bergerak-gerak secara disadari maupun tidak. Menggambar pada hakikatnya adalah kegiatan bermain bagi anak, hal ini perlu dimengerti oleh orang dewasa sehingga kesibukan anak untuk mencoret-coret di lantai atau di mana saja adalah merupakan permainan bagi anak-anak. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua menyediakan bahan dan alat untuk menggambar yang beragam jenisnya. Anak-anak senang bereksperimen dengan jalan mengubah atau mengulang-ulang gambarnya, mencoba-coba suatu media atau teknik baru dengan antusias. Apabila anak itu berhasil menyelesaikan gambar sesuai dengan kehendaknya, maka secara spontan ia akan berteriak-teriak atau menari-nari, hal itu menandakan kegembiraan.