EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI
Keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan terhadap rencana, proses dan hasil akhir kegiatan itu. Termasuk kegiatan dalam bidang pendidikan. Melalui kegiatan evaluasi, akan mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasi efektif atau kah tidak.
Pelaksanaan evaluasi yang dilaksanakan pada setiap kegiatan memiliki tolak ukur (kriteria) dan teknik yang berbeda. Persepsi orang perihal evaluasi terhadap kerya seni cenderung kepada penilaian terhadap karya seni, tanpa melihat proses ataupun pergulatan dalam berolah cipta sehingga muncul kesan bahwa menilai karya seni itu mudah.
Hal yang sama pula dialami oleh para pendidik khususnya dalam melakukan evaluasi terhadap karya seni para peserta didik. Pada umumnya pendidik menilai karya seni peserta didik lebih mementingkan nilai hasil dari pada proses. Padahal yang paling penting justru penilaian proses. Karena tujuan pembelajaran itu bukan untuk menciptakan “seniman” yang memiliki kemampuan mencipta karya seni, melainkan bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kreativitas dalam proses belajar dengan seni dan melalui media seni.
Fenomena di atas terjadi
sejalan dengan paradigma pendidikan yang lebih mementingkan nilai hasil
(sumatif), dibandingkan dengan paradigma pendidikan yang memperhatikan
penilaian proses (formatif). Kondisi ini dianggap lumrah, padahal yang tidak
kalah pentingnya, penilaian tidak hanya menilai hasil akhir (dalam bentuk
karya) saja, tapi justru pendidik perlu melakukan penilaian terhadap proses peserta didik pada saat berkarya. Dengan mengamati proses pembelajaran peserta didik, pendidik memiliki
gambaran mengenai bagimana potensi peserta didik, apa kesulitan yang peserta didik hadapi, dan
bagaimana caranya untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran
terssebut.
Pada Bahan Balajar ini Anda akan mengkaji masalah Evaluasi dalam Pembelajaran Seni Rupa yang akan
dijabarkan ke dalam tiga Kegiatan Belajar, yaitu:
1. Konsep
Dasar Evaluasi dalam Pendidikan Seni Rupa.
2. Ruang
Lingkup dan Teknik Penilaian Pembelajaran Seni Rupa
3. Kriteria
Aspek Penilaian Pembelajaran Seni Rupa
Setelah mempelajari Bahan Belajar ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan
pengertian, tujuan, fungsi dan prinsip evaluasi dalam Pendidikan Seni Rupa di
sekolah dasar.
2. Menguraikan
ruang lingkup kegiatan evaluasi pembelajaran seni rupa
3. Menjelaskan
teknik pelaksanaan dalam penilaian pembelajaran seni rupa
4. Menguraikan criteria aspek penilaian pembelajaran seni rupa berdasarkan jenis materi dan kegiatan pembelajaran.
KONSEP DASAR EVALUASI DALAM PENDIDIKAN SENI
Dalam melaksanakan kegiatan
evaluasi dalam pendidikan dan pembelajaran seni, kegiatan penilaian karya seni
berbeda dengan penilaian mata pelajaran eksakta. Terhadap seni khususnya seni
rupa seolah proses penilaian mudah karena hanya dengan sekilas melihat, nilai
segera didapat. Namun sebenarnya tidaklah sesederhana itu. Muharam dan
Sundaryati (1991: 73) menegaskan bahwa dalam evaluasi pendidikan seni,
penilaian ditinjau segi-segi psikologis, estetik, dan kependidikan.
Dalam aspek psikologi,
penilaian pendidikan seni dilakukan untuk meliha perkembangan mental dan
emosional siswa. Pada segi estetik, penilaian dilakukan untuk melihat
perkembangan siswa dalam kemampuan apresiasi dan kreativitas dalam proses
pembejaran seni. Sedangkan dari segi pendidikan, proses penilaian diarahkan
untuk melihat perkembangan sosiasliasi dan kedewasaan
Dalam prakteknya. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengukur prilaku yang dapat diamati melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, berbagai teknik dan alat yang akan digunakan dalam proses evaluasi ini perlu diketahui dan pahami.
A. Pengertian Evaluasi
Bloom, Dkk (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai: “… is the systematic collection of evidence to
determine wheter in fact cerrtain changes are taking place in the learners as
well as to determine the amount or gegree of change in individual students.”
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa kegiatan evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan fakta atau bukti-bukti secara sistematis untuk menetapkan apakah
telah terjadi perubahan pada diri peserta didik, dan sampai sejauh mana perubahan yang
terjadi. Melalui kegiatan evaluasi ini pendidik akan mengetahui apakah proses
pembelajaran yang telah dilakukannya dapat memberikan perubahan kompetensi peserta didik.
Pendapat yang sama
diungkapan Stufflebeam (1971) bahwa: “ Evaluation is the process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives.” Pengertian tadi mengungkapkan bahwa kegiatan evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternatif keputusan.
Berdasarkan dua pengertian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik secara sitematis, terarah dan terencana dalam upaya mengetahui sampai
sejauh mana terjadi perubahan prilaku pada diri peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran sehingga pendidik dapat menentukan tindakan yang tepat.
Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi untuk mengetahui gambaran kondisi peserta didik dalam proses pembelajaran serta memberikan umpan balik bagi pendidik berdasarkan hasil kegiatan evaluasi ini. Dengan adanya evaluasi akan diketahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui kegiatan evaluasi ini, pendidik juga dapat mengetahui kemampuan yang telah dimiliki peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan melalui kegiatan evaluasi ini pula pendidik bisa menentukan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap peserta didik yang kurang dan peserta didik yang memahami pembelajaran serta peserta didik yang telah menguasai pembelajaran.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
Tujuan utama dilakukan
kegiatan evaluasi dalam proses belajar adalah untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkap pencapaian tujuan instruksional oleh peserta didik sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya dalam bentuk fungsi evaluasi (Daryanto, 2001:
11).
Berbagai informasi yang
dikumpulkan oleh pendidik dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Pendidik dapat
menggunakan bukti untuk memonitor kemajuan peserta didik dan membuat pertimbangan.
Hasilnya dapat diinformasikan kepada para peserta didik, orang tua, pendidik lain,
pengurus dan otoritas pendidikan mengenai hasil belajar yang demonstrasikan peserta didik.
Pertimbangan pendidik ini dapat
juga digunakan peserta didik untuk membuat keputusan yang mereka perlukan untuk
meningkatkan proses pembelajaran serta kebutuhan sumber daya yang di perlukan
bagi pembelajaran selanjutnya. Pertimbangan juga digunakan sebagai bahan untuk
mendiskusikan cara belajar masa depan dengan para peserta didik, dan orang tua atau
sebagai pemandu perencanaan program kelas dan kurikulum.
2. Fungsi evaluasi
Kegiatan dan hasil evaluasi
dalam konteks pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan mempunyai
fungsi, di antaranya:
a. Fungsi
Penempatan
b. Fungsi Formatif
c. Fungsi
Diagnostik
d. Fungsi Sumatif
Fungsi
penempatan: Kegiatan evaluasi, pendidik dapat menyeleksi peserta didik. Contohnya: memilih peserta didik untuk diterima di pendidikan tertentu, menentukan peserta didik apakah naik kelas atau tidak, menentukan peserta didik yang akan mendapat
beasiswa, dan sebagainya
Fungsi
formatif: Kegiatan evaluasi, pendidik dapat mengetahui keberhasilan peserta didik setelah mengikuti satu pokok bahasan / tema dari kegiatan pembelajaran
tertentu. Kegiatan ini disajikan di tengah program pengajaran untuk memantau
kemajuan belajar peserta didik untuk memberikan umpan balik baik kepada peserta didik maupun
pendidik. Berdasarkan data yang diperoleh pendidik dapat melakukan tindakan lebih
lanjut bagi peserta didik yang telah menguasai dan yang belum menguasai pembelajaran. peserta didik yang telah menguasai materi pembelajaran diberikan pengayaan oleh pendidik,
sedangkan bagi peserta didik yang belum menguasai materi pembelajaran diberikan
pengajaran remidial.
Fungsi
diagnostik: Kegiatan evaluasi dapat mendeteksi kelemahan atau
kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Berbagai kelemahan dan kesulitan merupakan bahan
yang dapat dijadikan pertimbangan pendidik dalam mencari bahan alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peserta didik.
Fungsi Sumatif: Kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai penentu keluluasan pada jenjang tertentu, misalnya dari SMP ke jenjang SMA. Jenis evaluasi ini juga sebenarnya dapat digunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran tertentu setelah melewati proses ujian semester.
B.
Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip umum
dalam pelaksanaan evaluasi. Berapapun baiknya perencanaan dan prosedur evaluasi
diterapkan maka, apabila tidak dipadukan dan ditunjang dengan prosedur yang
baik maka hasilnya kurang sesuai dengan yang diharapkan. Daryanto (2001: 19-21)
menjelaskan bahwa prinsip-prinsip evaluasi, di antaranya:
1. Keterpaduan: Proses evaluasi tidak bisa
lepas dengan tujuan, materi dan metode pembelajaran. Oleh karena itu, penetapan
rancangan evaluai harus sudah dilakukan pada waktu menyusun rencana
pembelajarn sehingga keeempat kompone pengajaran itu bekerjasama dengan baik.
2. Keterlibatan peserta didik: Proses evaluasi
yang di;lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik merupakan suatu kebutuhan bagi diri peserta didik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, keterlibatan peserta didik dalam kegiatan evaluasi
mutlak diperlukan, bahkan peserta didik juga diberi kesempatan dan peluang untuk
melakukan evaluasi diri sendiri (self evaluation).
3. Koherensi: Kegiatan evaluasi harus
sejalan dengan materi yang telah disampaikan. Selain itu evaluasi juga harus
sejalan dengan aspek yang hendak diukur.
4. Pedagogis: Hasil evaluasi disamping
alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
juga memiliki fungsi sebagai alat untuk mengubah tingkah laku melalui kegiatan
pendidikan. peserta didik yang menguasai pembelajaran akan mendapat ganjaran (reward)
sedangkan mereka yang kurang memahami materi pembelajarn, evluasi ini sebagai
hukuman.
5. Akuntabilitas: Hasil evaluasi merupakan bentuk pertanggungjawaban proses pendidikan untuk disampaikan kepada pihak terkait seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Pendapat di atas diperkuat
oleh pandangan mengenai prinsip evaluasi dalam pembelajaran seni yang
dikemukakan De Francesco (1958: 217-224) bahwa:
1. Evaluasi seharusnya berdasarkan tujuan: Apa yang akan dinilai berkaitan dengan kejelasan tujuan, apakah akan menilai kreativitas, penguasaan teknik berkarya, spontanitas dalam membuat garis.
2. Evaluasi perlu dilakukan dalam menumbuhkan dan mengembangkan peserta didik: Hal ini dilakukan atas dasar keyakinan bahwa peserta didik harus diberikan peluang seoptimal mungkin dalam meningkatkan potensinya.
3. Evaluasi
seharusnya membuat kontirbusi yang signifikan untuk meningkatkan program
sekolah: Pengalaman pendidik dalam mengajar pendidikan seni sebaiknya berdekatan
dengan apa yang pernah dia rasakan untuk kemudian terjadi tukar-menukar
pengalaman dengan pendidik lain.
4. Evaluasi harus
direncanakan dengan teliti dan dipersiapkan untuk penilaian selanjutnya:
program evaluasi perlu dirancang untuk mengukur pertumbuhan peserta didik menuju ke
arah yang lebih baik.
5. Evaluasi seharusnya menghasilkan kerjasama antara peserta didik, pendidik, orang tua yang memperhatikan proses pertumbuhan peserta didik: untuk mencapai hasil penilaian yang memadai, maka kegiatan penilaian memerlukan partisipasi semua pihak, seperti peserta didik, pendidik dan orang tua. Hasil evaluasi ini menjadi bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan pertimbangan monitor perlu dilakukan kegiatan evaluasi perlu dilakukan secara terprogram
6. Evaluasi
mengharuskan menggunakan beberapa alat dan teknik untuk mengumpulkan data tentang
perkembangan peserta didik:
Penggunaan
alat evaluasi yang beragam dapat memberikan gambaran lebih objektif mengenai
hal yang dinilai. Beberapa alat dan teknik evaluasi sudah dikembangkan oleh
National Art Education Association, diantaranya:
-
pertanyaan terbuka (wawancara, percakapan);
-
Pertanyaan singkat;
-
Rekaman tape mengenai kegiatan diskusi;
-
Catatan anekdot;
-
Folder individu;
- Catatan individu peserta didik;
-
“Centre” Chart (area minat peserta didik: krayon,
melukis, tanah liat dll);
-
Bagan Evaluasi diri;
-
Class Folder (apa yang dapat dilukiskan oleh
banyak peserta didik);
-
Foto dan slide peserta didik yang sedang berkarya.
7. Evaluasi hendaknya mencatat kemampuan dan memelihara penafsiran data yang tentang peserta didik: Kemampuan memperlihatkan penafsiran data dimaksudkan agar pendidik konsisten dan mencukupi data seni para peserta didik dan prestasinya cukup.
8. Penilaian
Sosial: Pendidik perlu melakukan kegiatan observasi, mencatat, membandingkan dan
menganalisis perhatian yang berkaitan dengan peserta didik dalam hubungannya dengan
kelompoknya.
9. Evaluasi mendorong kegiatan penelitian, eksperimen, dan progress: Evaluasi yang dilakukan hendaknya mendorong pendidik unrtuk meningkatkan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dan dirinya.
Secara khusus,
prinsip-prinsip penilian keberhasilan dalam pembelajaran terpadu diungkapkan
Kamaril, (1999: 6.67) bahwa:
1. Penilaian
terhadap proses belajar perlu mendapat perhatian lebih besar daripada penilaian
produk.
2. Peserta didik diikutsertakan (dilibatkan) dalam setiap langkah evaluasi.
3. Menerapkan
teknik evaluasi cermin diri (self reflection) pada peserta didik dan evaluasi diri
(self evaluation).
4. Menerapkan
teknik evaluasi portofolio sebagai masukan untuk memutuskan nilai peserta didik.
5. Memanfaatkan
hasil penilaian sebagai umpan balik untuk meningkiatkan pembelajaran
6. Acuan yang
digunakan seyogyanya mengutamakan PAP (pedoman Acuan Patokan) dari pada PAN
(Paduan Acuan Norma).
7. Memperhatikan
lebih pada dampak pengiring kemampuan bekerjasama, tenggang rasa, motivasi,
kepekaan rasa, kemampuan kreatif, prodoktif dan inovatif, dan lain-lain.
8. Evaluasi yang
dipandang sebagai kegiatan yang berkelanjutan bukan sebagai kegiatan akhir saja
serta mengukur hal-hal yang bersifat multidimensional dari beragam sudut
pandang.
9. Bersifat
komprehensif (menggambarkan seluruh aktivitas belajar) dan sistematis.
10. Pelaksanaan
evaluasi seyogyanya dilaksanakan secara inform dan tanpa disadari peserta didik (berjalan seperti apa adanya).
sumber buku dapa di download Evaluasi Pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar